TERAPI BERMAIN PUZZLE BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DOWN SYNDROME DI SLB KOTA BUKITTINGGI
DOI:
https://doi.org/10.32883/hcj.v7i3.2097Abstract
Down syndrome merupakan suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom yang ditandai dengan adanya kromosom tambahan pada kromosom 21. Pada dasarnya anak Down Syndrome usia sekolah mengalami keterlambatan motorik halus, kemampuan motorik halus dapat dikembangkan melalui aktivitas bermain yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil serta koordinasi antara mata dan tangan, diantaranya permainan puzzle. Metode Penelitian adalah Quasi Eksperimen dengan pendekatan one group pretest and posttest design. Alat ukur untuk motorik halus menggunakan KPSP (Koesioner Pra Skrining Perkembangan). Penelitian ini dilakukan selama 5 hari berturut-turut dengan durasi 30 menit dalam satu kali pertemuan. Sampel dalam penelitian  ini adalah  10  anak  penderita  down  syndrome  dari umur  6-11 tahun.  teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling, yaitu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata tingkat motorik halus sebelum pemberian terapi berman puzzle adalah 6. Diperoleh rata-rata tingkat motorik halus sesudah pemberian terapi berman puzzle adalah 14,60. Hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh pemberian terapi bermain puzzle terhadap perkembangan motorik halus anak down synrome dengan p = 0,005 < (α) ( 0,05 ). Dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi bermain puzzle efektif terhadap perkembangan motorik halus anak down syndrome.
Â
References
Arianti, D. (2018). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Down Syndromedi Slb Ypplb Padang. Jik- Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(1), 23–30. https://doi.org/10.33757/jik.v2i1.79
Karalina, V. (2020). PERANAN PERMAINAN PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOORDINASI MOTORIK HALUS BAGI ANAK AUTIS Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa Oleh : VERANITA KARALINA JURUSAN PENDI. 1–8.
Marta, R. (2017). Penanganan Kognitif Down Syndrome melalui Metode Puzzle pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1). https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i1.29
Muliar. (2016). Improving the Fine Motor Ability of a Down-syndrome Student by Playing with Clay at SDLB N 64 Surabayo Lubuk Basung Kabupaten Agam. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 5(1).
Rahmayanti, S. D., Angriyani, L., & Kulsum, D. U. (2018). Pengaruh Terapi Bermain Puzzle Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Down Syndrome Di Slb Negeri Citeureup Tahun 2018. Prosiding PIN-LITAMAS 1, 1(1), 93–100.
Safitri, D., Syukri, M., & Yuniarni, D. (2014). Meningkatkan Kemampuan Peningkatan Kemampuan Daya Ingat Melalui Permainan Puzzle. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 3(6), 1–16.
Teti, D. (2019). Pengaruh Permainan Puzzle Hewan Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun di TK Ummi Erni Dusun XIII Sidobali Desa Pematang Johar Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang.
Yuniati, E. (2019). Puzzle Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah di TK At Taqwa Mekarsari Cimahi. Jurnal Kesehatan, 11(2), 65–74. https://doi.org/10.32763/juke.v11i2.55
Soetjiningsih, & Ranuh, G (2015).Tumbuh Kembang Anak Edisi 2.Jakarta: EGC.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Setiap naskah yang terbit di jurnal Human Care ini adalah dianggap sebagai karya dari penulis.
Pemegang hak cipta adalah jurnal Human Care. Semua pembaca memiliki akses untuk masuk ke jurnal Human Care dan menjadikan naskah yang terbit di jurnal Human Care sebagai referensi.